BANYUASIN— Board of Management (BoM) PTPN I menginspeksi Kebun Musi Landas, Selasa, lalu (4/6/24). Di Kebun Regional 7 yang berada di Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan itu, jajaran direksi meninjau kebun karet dan Pabrik Pengolahan Karet RSS. Kepada jajaran, Direktur Utama PTPN I Teddy Yunirman Danas mengingatkan agar membangun kekompakan dari semua level agar semangat dan berhasil mencapai target.
“Setelah kita bincang-bincang dan menggali semua informasi tentang proyeksi, potensi, dan hambatan, saya boleh memberi kesimpulan awal bahwa kita butuh tim yanag solid. Kita butuh kerja sama dan kekompakan sehingga budaya kerja dengan semangat tinggi itu jika kita respek dan perhatian.”
Pernyataan itu disampaikan Teddy usai menyerahkan hadiah (reward) atas kinerja terbaik dari empat pekerja sadap karet di Afdeling 3 Kebun Musi Landas. Iku mendampingi, Direktur Operasional Fauzi Omar, Direktur Pemasaran dan Manajemen Aset Landi Rizaldi Mangaweang, SEVP Operation Regional 7 Wiyoso, Kabag Tanaman Yulianto, Kabag SPI Ary Askari, dan beberapa pejabat lain. Sebagai tuan rumah, Asisten Kepala Kebun Musi Landas Endi Setiawan menyambut mewakili Manajer Moehammad Baasith yang sedang melaksanakan ibadah haji.
Empat pekerja yang mendapat hadiah sederhana adalah Legiono, Amin, Kasiono, dan Suharyanto. Mereka dinilai berhasil mencatatkan produksi getah karet yang disadap dengan volume tinggi dan kualaitas yang standar.
Baca Juga : FKPPIB: Hentikan Tambang Ilegal di Areal PTPN I Reg.2.!
“Kepada Pak Legiono, Pak Amin, Pak Kasiono, dan Pak Suharyanto, saya atas nama manajemen menyampaikan terima kasih banyak atas prestasi yang sudah bapak-bapak capai. Tanpa keringat dan kegigihan bapak-bapak semua, kami tidak ada apa-apanya,” kata Teddy yang diaminkan Fauzi Omar, Landi Rizaldi, dan pejabat lain.
Teddy juga sempat meminta salah satu penerima hadiah untuk menceritakan kiatnya bisa mendapat produksi tinggi. Menunjuk penyadap dengan perolehan 29 kilo gram per hari kerja periode Mei 2024, Suharyanto tak banyak komentar. Ia, mengatakan; “Kiatnya ya hanya berangkat pagi, semangat, dan tuntas!”
Pernyataan itu diberi applaus dari hadirin. Mengutip statemen Haryanto, Direktur Operasional Fauzi Omar mengaku sangat percaya dengan kiat itu. Oleh karenanya, ia meminta kepada seluruh unsur pimpinan di Unit Musi Landas untuk menumbuhkan tiga tips yang disampaikan Suharyanto.
“Apa yang disampaikan Pak Suharyanto tadi, saya sangat setuju dan sangat percaya. Makanya, saya minta kepada semua asisten untuk munculkan tiga kata itu. Caranya, bangun kebersamaan, bangkitkan semangatnya, dan beri perhatian. Yah, sekali waktu ajak teman-teman ini makan bersama. Reward seperti ini juga sangat baik dan harus diteruskan,” kata dia.
Sementara itu, dalam paparan ringkasnya, Askep Endi Setiawan melaporkan kondisi terakhir kinerja Kebun Musi Landas. Di bawah tanaman karet yang daunnya sedang gugur, Endi mengaku produksi getah lateks saat ini sedang mengalami penurunan cukup signifikan. Selain karena siklus musin yang sedang melambat, gangguan bakteri pestaloptiosis masih menyerang daun karet.
“Untuk produksi bulan Mei mengalami penurunan cukup berarti. Tren ini normal sesuai siklus, tetapi diperparah adanya pestalo yang menyerang kembali. Hingga saat ini, bakteri yang menyerang daun tua itu belum ada obatnya. Bahkan, Balai Penelitian Karet Sembawa yang lahannya ada tak jauh dari sini juga kena dan belum bisa diatasi,” kata dia.
Namun demikian, Endi menyatakan produksi karet dari Kebun Musi Landas tahun 2024 ini masih dimungkinkan untuk mengejar RKAP. Sebab, kata dia, saat siklus deras pada Januari sampai Maret, Kebun Musi Landas mampu “menabung” produksi melampaui angka RKAP. Diharapkan, mada masa setelah musim gugur berlalu, produksi bisa dimaksimalkaan lagi.
“Perkiraan, kami masih bisa mengejar produksi mendekati RKAP. Sebab, pada periode Januari—Maret produksi kami di atas RKAP. Sekarang turun dan mudah-mudahan mulai September—Desember bisa naik lagi,” kata dia.
Baca Juga : PTPN I Regional 7 Diserbu Mahasiswa ITERA!
Mencermati itu, Fauzi Omar meminta manajemen untuk mendata kembali tanaman yang sudah dimasukkan dalam kategori areal tidak produktif (ATP). Dalam memaksimalkan produksi ATP memiliki potensi produksi yang dapat digali untuk memenuhi target produksi tertuang dalam RKAP.
“Tolong di siklus produksi turun ini dialihkan ke ATP. Sebab, areal itu masih ada potensinya. Kalau dikerjakan dengan baik, pasti masih bisa kita mengejar RKAP,” kata dia.
Tinjau Pabrik
Usai meninjau kebun, rombongan BoM PTPN I meninjau Pabrik Pengolahan Karet RSS. Endi mengatakan, karet olahan kategori kualaitas tinggi atau high grade yang dihasilkan pabrik ini mendapat sambutan sangat baik dari pembeli produsen ban dan manufaktur berbahan karet terkenal. Namun demikian, ketersediaan bahan baku berupa getah karet cair dari kebun sendiri tidak mampu memenuhi kapasitas olah pabrik ini.
Dalam memenuhi permintaan pasar karet internasional, pihaknya juga sangat ketat memenuhi seluruh unsur teknis dan non teknisnya. Dari sisi kualitas, pabrik ini konsisten memproduksi lembaran karet jenis Ribbed Smoke Sheet (RSS) dengan ketat. Lebih dari itu, faktor non teknis dari tenaga kerja, pengolahan limbah, asal usul bahan baku, hingga aspek sampingan lainnya juga harus dipenuhi. (*)