mengedukasi.com, BUNGA MAYANG—Regional Head (RH) PTPN I Regional 7 Tuhu Bangun mengajak semua entitas dalam PTPN Group saling mendukung untuk meningkatkan kinerja terbaik. Pernyataan itu dia sampaikan saat mengunjungi Pabrik Gula Bunga Mayang yang dikelola PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) dan Kebun Tebu Bunga Mayang yang dikelola PT Buma Cima Nusantara (BCN), Rabu (10/7/24).
Tuhu Bangun menyampaikan pesan itu dalam kapasitasnya sebagai pembina dua entitas itu karena aset yang dikelola merupakan pelimpahan dari eks. PTPN VII yang saat ini menjadi PTPN I Regional 7. Ia mengaku mendapat mandat Direksi PTPN III Holding untuk terus mengawal operasional pabrik gula dan kebun tebu itu hingga mencapai kinerja terbaik.
“Saya hadir di sini sebagai pembina karena aset PT SGN dan PT BCN ini eks. PTPN VII. Saat ini masih dalam masa transisi. Itulah mengapa Pak Mahmudi (Direktur Produksi dan Pengembangan PTPN III Holding) untuk terus mengawal hingga mencapai kinerja terbaik,” kata RH yang sebelumnya menjabat Direktur PTPN X itu.
Menurut Tuhu Bangun, industri gula putih PTPN Group saat ini sedang berjibaku menjawab tantangan Pemerintah dalam mewujudkan swasembada gula konsumsi pada 2025. Dalam konteks ini, pemegang saham memberi perhatian khusus di semua lini agar target-target yang dipasang bisa tercapai. Ia juga menyebut pabrik gula dan kebun tebu milik PTPN Group yang ada di Lampung dan Sumsel, yakni Unit Bunga Mayang dan Cinta Manis harus menjadi salah satu penopang utama.
“Pemerintah sudah mencanangkan swasembada gula putih pada 2025. Kita (Bunga Mayang dan Cinta Manis) punya tanggung jawab sangat besar dengan target produksi sekitar 100 ribu ton. Ini harus kita tebus dengan kerja keras dan saling mendukung,” kata Tuhu Bangun.
Kunjungan aktivis Serikat Buruh yang beberapa tahun menjabat Ketua SP BUN Pusat itu disambut Direktur PT BCN Irma Kurniawati dan General Manager PT SGN Unit Bunga Mayang Raji Rahmadi. Kepada kedua pimpinan perusahaan itu Tuhu Bangun meminta komunikasi dan sinergi intensif lebih ditingkatkan semata untuk keberhasilan bersama. Sebab, kata dia, dalam industri gula putih, kerja keras dengan mengedepankan komunikasi yang baik menjadi kunci.
“Sudah sangat kita pahami, industri gula putih itu sangat ketat. Modalnya sangat besar dan siklus produksinya sangat cepat. Ini mengandung risiko yang sangat besar, tetapi juga punya potensi keuntungan sangat menarik. Kuncinya, kerja keras, presisi, dan komunikasi yang intensif,” kata dia.
Tuhu Bangun tak menampik ada banyak potensi friksi yang dipicu oleh sikap egosentris di on farm dan off farm. Namun demikian, ia sangat yakin para pihak bisa memupus sikap ego sektoral itu dengan mengacu kepada tujuan akhir dari seluruh proses ini.
“Semua pihak punya obesesi. On farm berharap tebunya bisa diterima dengan rendemen tinggi, off farm berharap tebu yang dikirim ke pabrik bersih dan cukup. Ayo, semua kita penuhi. Pak Raji (GM PT SGN) proses tebunya sebaik mungkin untuk menciptakan rendemen tertinggi, Bu Irma (Direktur PT BCN) kirim tebu yang bersih dan berkualitas. Kita bangkit bersama. Saya yakin kita bisa,” kata dia.
Pada penghujung kunjungan, di hampir tengah malam, Tuhu Bangun menyempatkan melihat proses giling hingga pengemasan gula yang siap dikonsumsi. Di ruang pengemasan gula bermerek Nusakita itu, melalui tayangan video Tuhu Bangun mengajak seluruh elemen untuk berdoa kepada Allah SWT., Tuhan Yang Maha Esa untuk kesuksesan industri gula PTPN Group.
“Di Ruang Packaging Pabrik Gula Bunga Mayang ini saya mengajak kita semua bermunajat kehadirat Allah SWT., Tuhan Yang Maha Esa agar kita semua dilembutkan hati dalam berikhtiar membangun kinerja terbaik. Kiranya Allah SWT., mengabulkan doa kita. Aamiin,” seru dia. (red)